Di ayat Al-Mukminin : 99 – 100, ada kata Bardzahchun (aling-jawa) benbatas,
yaitu yang disebut Kubur, jadi orang pintar dan gagah itu tidak bisa kembali
lagi, karena sudah hancur dan busuk tidak bisa dipakai lagi karena sudah ditinggalkan
(mati), akan tetapi yang menempati alam kubur hanya keinginan-keinginan di waktu
hidup didunia, permintaannya bisa terjadi lagi, itu keluhan si Roh tadi.
Roh yang menempati alam kubur itu tidak akan terjadi lagi seperti tubuh yang
kita pakai lagi, seperti halnya pakaian yang tidak koyak dibuang, harus ganti
yang baru lagi dan seterusnya. Dan umpama Roh tadi bisa lahir lagi memakai jasmani,
diterangkan di sifat 20 :
1. Roh (jiwa manusia) memakai sifat 20 yang ke 5, yaitu sifat Allah Qiyamuh
Binafsihi; berdiri sendiri, bangun sendiri tanpa ada sebab apa-apa (Qiamat),
umpama Roh tidak memakai jasmani geraknya berdiri sendiri, bisa melewati alam
kosong (suwung-jawa), tidak ada yang menghalang-halangi, Roh pergi tanpa keinginan
yang kotor, umpama air kotoran itu bercampur apa, kotoran Roh tadi sudah membekas
(tabet-jawa) dari keinginan nafsu serakah (tamak) dan sebagainya yang keinginannya
tidak seberapa (pasif), ada yang hanya getaran (aktif). Yang aktif itu bebannya
berat, mudah tenggelam dalam air, dan yang pasif tadi tidak tenggelam. Karena
dua-duanya sama-sama menanggung beban, itu sebabnya bisa lahir lagi karena kodratnya
Allah sendiri. Dan dari kata-kata sendiri (Qun Fayakun) apa yang dikehendaki,
umpama ingin menghadap kepada-Nya (kehadapan Allah)
2. Ukurannya hanya 2 :
a. Siapa saja yang Rohnya bisa menyatu dengan sifat Layu Kayafu (lan kena kinaya-jawa)
sama dengan menghadap Allah.
b. Tidak akan menghadap atau di Qiamatkan lagi, walaupun didunia kelihatannya
Alim dan Takwa.
Menurut keterangan diatas, Roh itu hanya ada 2 jenis; Baik dan Kotor. Suci
ukuran dunia; tidak pernah menjalani perbuatan yang tidak baik, tetapi suci
ukuran Allah; tidak pilih kasih tetapi sama saja (sama) mengerjakan kata-kata
di ayat Qur’an Surat Al-Arraf : 29 diatas, artinya bisa merasakan seperti
bayi yang baru lahir, tetapi ukuran dunia sebaliknya; suci bagi Allah, kotor
itu semua yang merasakan yang mengalami yaitu yang menanggung sengsara, dan
sengsarnya (menanggung Roh menyorong munndur majunya kemauan) tidak diketahui
yang lain kecuali Allah Yang Maha Tahu. Tentang itu tadi batin bisa mengingkari,
bukti dan rasanya menanggung itu siapa saja yang menyesali barang yang telah
hilang walaupun sedikit pikirannya teringat, marah dan hidupnya tidak tentram.
Orang mati keluarnya nyawa melewati rasa, ingat asal Rohnya masih merasa memiliki
apa-apa, walupun sudah ditinggal Rohnya sudah tidak merasa apa-apa, orang yang
sudah menyingkirkan keinginan Sekaralnya (sekaratul maut) tidak melalui rasa
ingat, sama dengan menyatunya hamba dan Allah (Layu Kayafu)
Karena jalannya Qiamat sudah diterangkan, oleh sebab itu tanda hari Qiamat bila
diselaraskan dengan tanda Lahir ternyata cocok. Di keterangan Qiyamuh Binafsihi;
berdiri dengan sendiri, besar sendiri, bergerak sendiri, buang hajat sendiri,
buang air seni sendiri, hidup sendiri artinya memiliki sifat Qiyamuh Binafsihi
yaitu sifatnya Allah.
Air mani yang dikeluarkan dari Pria diterima oleh mani wanita, lalu menjadi
gumpalan darah didalam Rahim Ibu menjadi bentuk seperti bayi masih bentuk titik
lubang kecil, lubang lama kelamaan membentuk lubang-lubang alat untuk bekerjanya
Panca Indra, lama-lama membentuk bayi yang sempurna laki-laki atau perempuan,
sebab adanya sifat 20 Qiyamuh Binafsihi.
Tiap-tiap yang hidup itu bisa besar sendiri, tumbuh sendiri (Qiyamuh Binafsihi),
sifat membesarkan (mengembangkan) dan membentuk dan lain-lain. Karena perut
wanita kecil jadi tidak tahan menahan benda yang membesar, lalu lair sendiri
karena sifat Qiyamuh Binafsihi. Jadi lahir itu perjalanan yang tetap (Qiyamat),
jadi bayi lahir 9 bulan 10 hari itu ketentuan kodrat (batas melahirkan) dan
kalau ada bayi lahir sebelum waktunya itu kesalahan yang mengandung (kurang
perawatan) atau kecelakaan.
Firman Allah : Qur’an surat Al-Zalzalah : 1 – 8 ;
1. Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
2. dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3. dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
4. pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
5. karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
6. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam,
supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) amal perbuatan mereka,
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun (debu yg halus),
niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya pula.
Kata Guncang atau bergerak kuat itu terjadi seperti karena gempa, gunung meletus, tanah longsor. Umpama goyangnya badan jasmani, sebenarnya mengalami kejadian tadi seperti gemetar takut jumpa dengan harimau, gemetar hampir kejatuhan kelapa dan lain-lain, seperti itu sebenarnya bukan hancurnya tubuh (jasmani), tetapi tetap keadaan hidup dan bisa merasakan apa-apa,
Qur’an surat Al-Qaari’ah : 1 – 11 ;
1. Hari Qiamat,
2. apakah hari Qiamat itu?
3. Tahukah kamu apakah hari Qiamat itu?
4. Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,
5. dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
6. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,
7. maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
8. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
9. maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah
10. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
11. (Yaitu) api yang sangat panas.
Surat diatas bila kita teliti secara jernih, intisarinya Qiamat itu bukan kerusakan
tetapi tentang kejadian-kejadian yang sangat mengherankan. Menerangkan rahasia-rahasia
ayat yang diatas perlu contonh-contoh yang bersangkutan ilmu bumi dan sejarah;
1. Pada zaman dahulu manusia hidup menurut Kodrat, kebisaaan melahirkan kandungan
sangat berbahaya menurut ukuran zaman dahulu karena sudah ada adat tradisi,
jadi bagi orang zaman sekarang dianggap bisaa, contoh yang diatas kalau di qiyas
(teliti) dengan keadaan jasmani, persis makna ayat suci yang diatas ada kata-kata
kejadian yang mengerikan, maksudnya bagi perasaan bergetar karena takut dan
badan merasa pegal-pegal dan gemetar yang dirasakan oleh wanita yang mengalami
melahirkan pertama.
2. Bila ada wanita yang hamil pertama kali perutnya pasti bulat dan runcing
sperti gunung, lalu sewaktu melahirkan mereka merasa ketakutan (ngeri-jawa)
dan badannya pegal-pegal dan lain-lain. Seperti apa rasanya wanita yang akan
melahirkan, ada yang mengatakan perang Sabil (perang suci karena Allah) jika
tidak selamat bisa saja mati, karena sudah waktu perutnya mengecil karena isi
perutnya yang belum diketahui sudah keluar (lahir) dan perutnya yang menonjol
seperti gunung mengabarkan kepada yang melahirkan, tentang apa yang dilahirkan
tadi. Kalau itu dikatakan gunung meletus mirip dengan ayat-ayat Al-Zalzalah
tadi tentang gunung meletus, bumi bergoyong-goyang hebat. Kalau itu disampaikan
orang semestinya tidak cocok dengan ayat Al-Qur’an seperti diatas, karena
ayat mengatakan hanya gunung, karena kalau berhubungan dengan perasaan gunung
itu sama dengan menempati jasadnya manusia sendiri. Surat Al-Zalzalah : 2 ;
mengatakan : mengeluarkan semua isinya, itu tinggal menebak saja isi kandungan
tadi. Pada ayat : 6; ada kata supaya mengetahui usahanya sendiri, sudah jelas
pasti lahir lagi dari keinginan nafsu, karena nafsu menyebabkan mengutif keinginan
yang terdahulu (hidupnya dahulu). Artinya ayat : 7 – 8 ; keterangannya
lebih jelas dan manusia tetap berjalan dari melanjutkan keinginan kehidupan
dahulu, sudah jelas sebabnya lahir lagi untuk mengutip hasil yang membekas,
jadi bekas yang tidak baik membayar yang tidak baik dan baik membayar baik,
dan menurut perasaan buruk dan baik orang lain tidak mengetahui, hanya pikiran
sendiri.
Buktinya bagaimana ayat suci diatas tadi hidup shari-hari, itu terdapat pada
11 ayat, Surat Al-Qaari’ah : 1,2,3, artinya pada sewaktu hari melahirkan
bayi (tanda Qiamat) yang pertama di alami oleh wanita dan setiap makhluk perempuan,
para makhluk yang menjadi wadah umat. Karena itu ayat : 4 mengatakan para wanita
(istri) hari itu merasa takut, was-was, sangsi-sangsinya itu sebenarnya tidak
sendiri, karena pada hari itu wanita diseluruh dunia ada yang mengalami melahirkan
atau terkena guncang-guncangan (Qiamat). Ayat : 5, artinya disitu ada kata gunung
hancur seperti Dzarah (debu yang halus), ayat itu sebenarnya ditujukan kepada
perasaaan yang merasakan akibat tadi. Umpama kepala terbentur benda keras, sewaktu
kepala merasa pusing dan sakit mengakibatkan mata berkunanng-kunang dan berputar-putar
seperti debu yang halus berterbangan, sperti itu sebenarnya tidak terjadi benar-benaran,
hanya umpama. Pusing para wanita yang baru hamil 3 bulan (waktu melahirkan/keguguran).
Ayat : 6, di tujukan kepada yang baru mengalami rumah tangga atau sicalon orang
tadi (bayi), jiwanya membawa bekas keinginan yang dulu baik atau buruk. Apa
sebabnya kalau bayi lahir tadi membawa bekas hidupnya yang dulu, tingkah laku
tidak sama dengan yang membawa dahulu, karena sudah lain tempatnya (jasmani).
Jiwa (roh) itu tidak memilih jasmani yang mana, sebab sudah kehendak Allah,
dan jasmani itu barang baru yang bisa rusak dan busuk, karena yang bertanggung
jawab itu bukan jasmani melainkan Rohani (rohnya), jadi bukan pekerjaan sepak
atau terjang manusia yang dahulu. Yang memakai jasmani lagi, tetapi perjalanan
Roh yang dahulu untuk membayar bekas-bekas keinginan (Tabet-tabet-jawa) keinginan.
Ayat : 7, menolak salah pendapat yang mengatakan dunia itu hancur, di ayat itu
terdapat kata hidup, yang maksudnya hidup yang memakai jasmani yang lengkap
dan hidup., itu bukan hancurnya keadaan. Jadi benar dengan keterangan lahir
di dunia dengan keadaan selamat. Jadi kalau ada bayi lahir (Qiamat) mati (tidak
ada tanda-tanda hidup), itu sudah lain urusan lagi, artinya tidak di bicarakan
di kitab suci Al-Qur’an, dan lainnya yang dibicarakan dan yang ditakut-takuti
melalui siksa dan lain-lain, jadi lahir tidak hidup itu bukan benda apa-apa,
sama dengan barang yang tergeletak ditanah.
Keterangannya begini; bayi lahir mati itu seperti mainan anak-anak, mobil-mobilan,
boneka dan lain-lain. Beda bayi lahir hidup. Lalu sekian menit mati itu Rohnya
yang memakai jasmani baru tadi rohnya keluar, gentayangan di alam kubur, mengalami
seperti sebelum memakai badan jasmani.
Dan ayat : 2, sebaliknya dari ayat : 6, ayat : 9, mengatakan tempatnya dineraka,
itu kebisaaan dari dahulu, neraka itu dianggap tempat yang ada apinya yang menyala-nyala,
mengerikan dan lain-lain. Lalu di karang atau ditafsirkan disana menakut-nakuti.
Mencari nama neraka tidak berbeda dengan mencari kata-kata Qiamat, kubur atau
Barzah. Di cari keterangannya yang luas sehubungan dengan pendapat Hadist Nabi,
Wali dan Mukmin haz.
a. Kata-kata di Al-Qur’an surat Maryam : 95 :
“Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari Qiamat dengan
sendiri-sendiri.”
Surat Al-Kahfi : 48 ;
“Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya
kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada kali yang pertama
(bayi lahir); bahkan kamu mengatakan bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan
bagi kamu waktu[hari pembalasan] perjanjian”
b. Kata-kata di Injil surat Korinta 16 Pag 475 Yes 25, 8 ayat 51, 52, 53 dan
54 tentang Qiamat; “dan Kamu kuberitakan simpanan (rahasia), begini; kita
tidak mengalamai mati semua, tetapi semua akan merubah wajah, spontan (sekejab
mata) bersama terompet (sangkakala) yang terakhir. Sebab sangkakala akan berbunyi,
orang mati akan dibangunkan jadi abadi, dan kita akan berubah wujud (jasad baru).
Di atas tadi ada kata-kata Reinkarnasi, menjelma, kalau melihat sehari-hari
mati, hidup, buah, tetap bergilir dari zaman dahulu. Jadi kata penjelmaan itu
tetap ada yang sudah ditetapkan dari Sunnahnya Allah, seperti dunia sudah diatur
secara sempurna.
Sebenarnya Islam itu menolak lahir lagi, karena ada ukuran Islam di dunia kalau
sudah menyatu dengan Allah (At’tauhid), kalau sudah mati sudah sempurna
(Innalillahi Wa Inna Illaihi Raji’un). Kata-kata surat Maryam : 95, mengatakan
: “semua pada hari Qiamat akan menghadap kehadapan Allah dengan sendiri”.
Kata sendiri bagi ukuran lahir, sama dengan tidak berteman, di wedaran Wirid
sebenarnya bayi lahir kedunia sendiri, tidak merasakan apa-apa, tidak mengetahui
ibunya, apa saja itu tidak bisa diteliti dengan ayat Qur’an, surat Al-Kahfi
: 48 di atas, umpama ada bayi lahir kembar atau lebih, antara sibayi dengan
bayi yang lain tidak mengenal dan tidak ingat apa-apa.
Untuk meyakinkan keterangan di atas, ayat dari kitab Injil mengatakan “kita
tidak akan mati semua, artinya bukan rusak dunia dan umatnya, tetapi masih lestari
hidup didunia, jadi yang mengatakan Qiamat itu rusak, itu tidak benar. Ada kata-kata
lagi begini : “semua berubah wajah dengan sekejab mata”, berubah
sekejab mata itu jelas benar, bila ada lahir wajahnya berupa-rupa, ada yang
gagah, cantik, jelak dan lain-lain, orang hanya tahu saja itu datangnya ke dunia
hanya sekejab mata, berubah wajah itu artinya jasmaninya di ganti dengan jasad
yang baru.
Si X yang tadi mempunyai idam-idaman, keinginan mempunyai wajah yang cantik,
walaupun keinginan lama membekas (tabet-jawa) tetap tidak bisa karena sudah
ganti Roh si X di Qiamatkan melalui jasmani baru.
Qur’an surat Al-Mukminun : 99 – 100 ;
99. “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah
aku (ke dunia)”
100. “agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja.
Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan”
Artinya orang mati itu tidak bisa berusaha apa-apa lagi, balik seperti semula atau memohon yang lebih baik, karena dibatasi alam barzah, siapa yang mati jasmaninya hancur jadi abu (tanah). Di Indonesia tidak ada orang yang seperti Gajah Mada, artinya cita-cita yang melekat pada Roh Gajah Mada diteruskan dengan bayi yang wajahnya tidak seperti Gajah Mada. Ayat suci di kitab Qur’an surat Ar-rum : 52 ;
“Maka Sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling membelakang”
Artinya ayat-ayat itu jelas, bila kita-kita suci Injil, Taurat, Zabur dan Al-Qur’an
itu tidak bisa untuk memberi ilmu kepada orang yang berada di dalam kuburan,
tetapi kitab-kitab itu isinya untuk orang hidup dan jalannya yang menyentuh
dengan tentang Qiamat, sebenarnya sama dengan lambang (istilah), karena di situ
banyak kata-kata yang intisarinya seperti dunia dan isinya hancur seperti debu.
Kalau menyatakan kata-kata ayat yang ada, ada yang berbeda :
1. Kejadiannya benar-benar terjadi
2. sebagai contoh, kalau dua-duanya diteliti sama-sama masuk akal, umpamanya
seperti terjadinya hari Qiamat
Siapa saja kalau badan merasa sakit, melihat apa-apa pasti pusing dan badan
terasa goyang (pitam-jawa). Contoh di atas kalau dicocokan dengan ayat-ayat
Al-Qur’an orang-orang yang hidup bisa merasakan, Dan bisa di rasakan orang
yang mati mengalami sekaratul maut, masih bisa merasakan tanggung jawab Roh.
Kata-kata mengalami sekaratul maut, itu belum mati, karena masih bisa merasakan.
Sekaratul maut itu apa tidak di katakan Qiamatnya Roh yang akan pindah ke alam
kubur. Qiamat itu bangkit dari kubur, kalau sekaratil maut itu merasa tidak
enak, karena belum mati. Walaupun merasa pusing karena terbentur atau sewaktu
Sekaratil Maut masih bisa ingat dan ingat itu alatnya orang hidup.
Menurut ucapan Nabi Muhammad SAW yang terdapat di Hadist riwayat Bhukari seperti
yang di atas, Qiamat artinya tumbuh dari bawah keatas (dari Sudra ke Brahmana-kasta),
dari sifat rendah menjadi sifat luhur atau mulia.
Nabi Muhammad dan Qur’an tidak pernah mengucapkan Qiamat itu rusak / hancur.
Dan dalam buku Wirid Hidayat Jati di tulis ayat : 1 sampai 10 itu diteliti,
seperti orang yang merasa kesusahan itu tidak enak. Kalau dibandingkan dengan
tandanya Qiamat di Wirid ini ternyata Hidayat Jati itu menerangkan tentang mati
atau rusak dunia manusia (jasmani).
Kata mengambil jelas seperti mencabut nyawa, dalam Wirid Hidyat Jati diterima
bisaa saja, lalu mengalami bertentangan dengan Wedaran Wirid ini serta ucapan
Nabi Muhammad dan Qur’an;
1. Wedaran Wirid berdasar sunnah, Hadist dan Qur’an, Dalil, Hadist, Ijemak
dan Qiyas; jadi kata Qiamat itu bayi lahir dengan selamat.
2. Wedaran Hidayat Jati yang berdasarkan Dalil, Hadist, menyatakan; umpama hari
Qiamat sama-sama kedatangan Malaikat Jibril untuk mencabut nyawa, tetapi dengan
sedikit demi sedikit, artinya mengurangi kerjanya Panca Indra.
Di Qur’an, Hadist dan kitab lainnya tidak ada menyalahkan adanya dilahirkan
lagi, berputar, menjelma dan tidak ada yang membenarkan. Reinkarnasi, dilahirkan
lagi, penjelmaan itu ditolak dengan agama Islam, sebenarnya yang menolak bukan
Qur’an, Hadist dan Injil, tetapi para sarjana (cendikiawan) yang mempunyai
gologan menolak dilahirkan kembali kedunia yaitu Ikhtikat Ma’rifat dan
Islam (sempurna), lalu di buat pedoman orang awam (bisaa) kalau sudah masuk
agama apa saja menolak dilahirkan kembali, menjelma dan Reinkarnasi, akan tetapi
perputaran itu tetap ada (tidak pernah berhenti).
Jadi orang yang belum bisa At’tauhid (menyatu dengan Allah) harus melalui
Qiamat, pakai badan jasmani, sehingga bisa sembahyang (shalat) Ma’rifat
(Semadhi) sehingga mencapai Islam sejati, baru disebut Innalillahi wa innaillaihi
rajiun (menghadap/kembali kepada Allah).
*******