Al-Qur’an surat Al-Israa : 15 ;
“Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul”
Keterangan tadi jika diteliti menunjukan kita, artinya seseorang harus mengetahui
tentang hidup kita, walaupun hidup kita kearah jalan yang benar atau belum (salah).
Keterangan semua petunjuk dari satu-satunya orang lain belum tentu benar, karena
orang itu berhak menolak dan mengolok, Karena tidak mau mengakui yang dikerjakan
itu salah, walaupun orang itu banyak ilmunya.
Firman Allah SWT. Surat Al-Isra : 15, memberi peringatan siapa saya, artinya
ilmu yang kita kerjakan benar atau salah yang harus merasakan adalah diri sendiri.
Untuk pekerjaan sehari-hari untuk semua pekerjaan orang itu seharusnya berhak
memilih antara yang benar dan yang salah. Jadi kalau mau menggunakan kekuasaan
itu tentu akan merasakan tenang. Umpama ada kegelisahan karena kurang waspada,
umpamanya kita sudah menuju menuju yang benar ternyata masih salah, tetapi kita
mau memperbaiki, pasti kita berbalik jalan kearah lurus (benar). Itu adalah
contoh perjalanan hidup berkeluarga sehari-hari yang benar, dan salah dapat
di perbaiki munurut keterangan (ramalan). Tetapi menurut ilmu sebenarnya tidak
begitu, salah di dunia juga salah diakhirat. Jadi menurut Firman Allah SWT.
Surat Al-Isra : 15 tadi, walaupun Allah sudah memberi petunjuk jalan yang benar
melalui kitab-kitab yang disampaikan para Rasul-Rasul yaitu Agama. Walaupun
begitu kita harus waspada, dan kitab-kitab suci itu semua isinya adalah petunjuk
menuju kebenaran, maka kita harus berfikir yang benar. Jika orang yang membatah
atau menyalahkan kebenaran, orang itu salah atau tidak benar.
Menurut masyarakat umum, orang yang tidak mau mengikuti (memeluk) salah satu
agama, mempunyai keyakinan sendiri, menurutnya “makan tidak makan aku
mencari sendiri, orang lain mau apa, yang penting tidak merugikan orang lain,
ya sudah!!!.”
Untuk ukuran dunia, kemauan yang seperti itu memang benar, tetapi umpama dirasakan
dengan isi hati kita mestinya menimbulkan pertanyaan, Tanggung jawab terhadap
hidup bagaimana?, Nanti bila sudah ajal / Sekaratil maut, apa pasti bisa sempurna.
Apa percaya adanya Allah dan Gaib, apa hanya mengakui hidupnya didunia dilahirkan
dengan manusia. Umpamanya mengakui jika lahir itu dari kandungan ibu, mestinya
kita bisa teliti lebih jauh lagi selanjutnya. Karena percaya bila lahir dari
manusia lantas mempunyai ikhtikat/kepercayaan yang menyebut sebenarnya manusia
itu berdiri sendiri sebelum ada Allah dan malaikat dan lain-lain yang ada didunia.
Selanjutnya diceritakan manusia itu asalnya dari adam / kosong. Walaupun orang
bisaa (awam) jika mau memikirkan yang lebih dalam, tentunya dalam hati timbul
pertanyaan sebenarnya yang menciptakan itu siapa?, kenapa bisa melahirkan manusia
lagi?, pertanyaan seperti tadi sudah tidak ada gunanya, malah menjadi perdebatan/persoalan.
Sampai sekarang belum ada yang menerangkan bahwa manusia bisa membuat jagkrik
atau lalat. Karena itu terpaksa mempunyai pendapat bahwa Allah itu ada tetapi
hanya cerita orang terdahulu. Pikiran orang itu tambah bodoh dan juga tambah
maju, terbukti adanya pendapat Allah (sang Pencipta) menyatu dengan yang diciptakan
(Alam). Karena hidup dizaman modern ternyata sampai sekarang belum ada yang
melihat / menyatakan Tuhan / Allah SWT. Karena sudah habis pikir / kehabisan
pendapat, lantas mengatakan zat-zat atom alam seluruhnya itu adalah Allah, tetapi
itu hanya pendapat segelintir orang, karena itu mempunyai pendapat dan akal
yang cerdas, itupun para sarjana tidak mengetahui rahasia hidup. Artinya tidak
bisa menjawab dengan tepat dari mana asalnya hidup itu. Karena habis pikir langsung
timbul pendapat lagi bahwa hidup dari Allah. Itu sebenarnya hanya pendapat yang
tidak ada ujungnya (buntu). Bukan karena bodoh tetapi hanya tidak bisa menjawab,
buktinya menurut ilmu alam benda-benda itu terjadi dari perpaduan atom negative
dan atom positif. Karena dari mana asalnya atom itu dan siapa yang membuat lalu
bingung dan buntu cara berpikir langsung heran dan tegas mengatakan Allah itu
sumber dari semua kekuatan / daya kekuatan gaib. Pendapat itu ibarat timbul
dari keyakinan meneliti dengan keadaan daya tarik menarik dan dapat berubah-uabh
menjadikan berputar, panas dan dingin, dan terjadi perputaran dunia dan bintang
itu terjadi sebelum ada agama dan sangat teratur, dan manusia lahir didunia
semua sudah terjadi sedemikian rupa.
Sarjana yunani yaitu Heraclitus dan Thales yang hidup antara 2500 tahun yang
lalu, bertanya pada diri sendiri dari mana asalnya benda-benda dan zat-zat kimia
tadi?.
Untuk dasar tentang zat yang maha suci wajib adanya, pertanyaan tersebut perlu
dijawab berdasarkan hukum-hukum (proses) atom stelsel (kata atom) atau ilmu
alam (Physica) modern, perlunya supaya tidak menimbulkan kepanatikan dan seharusnya
menjadi kayakinan tentang zat yang Maha Suci wajib adanya. Karena seluruh keterangan
disertai keterangan yang masuk akal, petunjuk yang mudah untuk menerangkan asal
manusia itu dari Adam yaitu Kosong tetapi ada, dan berdiri sendiri sebelum adanya
Allah.
Pelajaran itu umpama untuk orang awam (tidak tau apa-apa) sudah sangat tinggi,
jadi seumpama ada orang yang Tanya manusia asalnya kosong (suwung dalam bahasa
jawa) kenapa bisa jadi manusia? Lalu mereka diam (tidak ada jawaban). Hal demikian
itu jika berdasarkan pengalaman untuk menjawab pertanyaan diatas samapai sekarang
masih membingungkan.
Jadi ada pendapat dari beberapa ilmuwan dari barat yaitu Heraclitus dan Thales
belajar membuktikan adanya Allah (Tuhan Gop Theo) untuk mencari asalnya benda-benda
sampai buntu otaknya, tetapi tidak bisa membuktikan, akhirnya memutuskan bahwa
asal benda-benda itu dari air. Di abad ke 19 pendapat tadi diteliti lagi oleh
seorang ilmuwan Charles Darwin Faouback Karl marx, supaya bisa terbuka berdasarkan
ilmu alam (kimia), air itu terjadi dari dua paduan (warna / Hidrogenium = Waterstof)
dan zat baker (Oxygenium = Brandstof).
Perbandingan Hydrogenium (H) dicampur dengan 2 Oxygenium (O) bentuknya menjadi
atom 2, jadi atom 2 H dan 2 atom (O) disingkat H2O bentuknya menjadi air.
Ilmuwan Dimocritus yang hidup 460 tahun sebelum Muhammad SAW lahir mempunyai
pendapat bila zat cair, gas, padat dll itu terjadi dari paduan zat/benda yang
halus sekali, sehingga tidak bisa dihancurkan lagi. Pendapat seperti itu dibenarkan
oleh ilmuwan Aris Thoteles dan juga dibenarkan oleh ilmuwan Darwin dan mengatakan
benda terjadi dari dua paduan yang sangat kecil yang tidak bisa dilihat oleh
mata kepala kita, zat/benda tersebut tidak bisa dipisah-pisahkan tetapi bisa
menyatu sendiri antara 2 paduan (Nitrogen dan Hydrogen) dan menjadi bentuk zat/benda
yang disebut Molekul/Sel-sel. Umpamanya Alkohol terjadi dari campuran atom zat
pembakar 2 atom zat arang (Koolzuur) 6 atom dan air. Selanjutnya para ilmuwan
langsung menguji lagi, kenapa atom itu tidak bisa dipisah-pisahkan lagi. Percobaan
tadi langsung diuji menggunakan cahaya (sinar X), kalau menurut ilmu kedokteran
disebut Rontgen. Sedangkan pendapat ilmuwan Thomson tahun 1895 caranya cahaya
sinar X itu disinarkan keatom tersebut dan atom tersebut hancur menjadi benda-benda
yang sangat kecil-kecil sekali yang asalnya dari pusatnya sendiri (pusat atom)
yang disebut “uratom”. Setelah di teliti ternyata mempunyai daya
listrik negatif dan dinamakan Elektron, begitupun uratom itu sampai sekarang
belum bisa diketahui besar kecilnya, walaupun dilihat memakai alat Mikroskop.
Sampai sekarang Elektron tidak bisa diketahui daya alam atau daya mekanis, walaupun
memakai berbagai bentuk alat. Menurut penelitian para ilmuwan tadi, pecahnya
zat-zat tadi menyebabkan daya radio aktif, Radio aktif tersebut tidak bisa dibatasi
dengan alat apapun. Radio aktif masih mempunyai daya tiga macam yaitu;
1. Daya Penetrasi yang bisa menimbulkan apa saja.
2. Daya Elektromagnetik
3. Lebih berat dari daya Elektron.
Mengandung daya menurut kodratnya, berjalan dengan sifatnya, maka semua yang
tercipta (Gumelar bahasa jawa) itu bergerak tarik menarik satu sama lain, contohnya
Bumi, Bulan dan Matahari. Penelitian para ilmuwan barat membuktikan seluruh
benda yang terlihat oleh mata itu mempunyai daya magnit (listrik) negatif dan
positif, atom dan intinya (uratom) itu bergerak tanpa sebab dan mengherankan
para ilmuwan. Ditahun 1932 ilmuwan Rutherford dan Chadwich menemukan zat yang
dinamakan Neutron yang tidak mengandung daya listrik, dan Rutherford sendiri
menemukan Proton, waktunya lebih dari 1836 dari pada waktunya Elektron.
Tahun 1931 ilmuwan Pauli dan Fermi bisa mengalihkan daya Neutron, dan pendapat
tadi disempurnakan lagi tahun 1955 karena daya Neutrino itu bakan zat ternyata
sampai sekarang belum terlihat bentuknya kata Prof. Ac Lamok. Menurut keterangan
Neutrino itu yang bisa menembus segala keadaan dialam ini dan bisa dihentikan/dibatasi
oleh Timah, tebalnya bisa 30 juta km. Keterangan itu membuktikan daya Neutrino
tidak ada bendingannya, umpamanya diukur dengan bulatnya dunia kira-kira 40.000
km, jadi jika Neutron-neutron tadi benturan/lawanan dengan anti Neutrino dibumi
bisa hancur dan menimbulkan cahaya (daya gaib) yang menyebabkan seluruh makhluk
dibumi tidak terguncang, walaupun bumi itu bulat dan berputar. Jadi daya tadi
seumpama Lem yang melengket dibumi. Sesungguhnya daya yang timbul dari Neutrino
adalah daya yang rendah, selama-lamanya tetap ada. Jika umpama daya tadi berhenti
pasti akan terjadi kejadian yang luar bisaa, semua benda-benda berantakan tidak
tentu arahnya, semua terguncang oleh perputaran bumi. Sebab karena itu kita
yakin bahwa Allah yang maha megetahui, sedang memikirkan keadaan Neutrino saja
kita sudah pusing tujuh keliling/bingung apalagi untuk megetahui zat Allah.
Apa yang dibicarakan tadi yang telah diketahui belum lagi yang tersimpan (belum
diketahui) Gaibnya dunia itu tanpa pengetahuan. Maka timbullah pertanyaan siapa
yang membuat atom-atom dan yang menimbulkan daya (kekuatan gaib)?. Jelas Allah
SWT ada.
Dengan menggunakan ilmu yang disebut Spectraal Analyse yaitu ilmu yang meneliti
apa yang ada dibumi dan diluar bumi.
Para ilmuwan mempunyai pendapat, benda-benda itu terjadi dari campuran zat atom
dan zat-zat tadi. Menurut pendapat lain bahwa asal bintang atau planet-planet
juga sama. Umpama Helium campuran dan surya karena Surya mengandung Helium,
Calsium berasal dari Bintang Serius. Bisa mengatahui adanya itu bisa memakai
alat yang meneliti keadaan cahaya-cahaya yang asalnya dari bintang tadi. Dengan
bijaksana mengatakan itu mestinya harus mengagungkan nama Allah, dan berhenti
disitu saja bahwa Allah semua kekuatan, umpama di piker lebih dalam oleh semua
orang bisanya Cuma mengakui saja (mengatakan ya), dari lahir kedunia semua sudah
ada, umpama ada orang bertanya pada bayi yang lahir antara 3 jam, “kamu
kok nangis dan ketawa, kawanmu siapa?”, bayi itu tidak bisa jawab, umpama
bayi umur 1 tahun, “kamu itu yang melahirkan siapa?”, bayi tetap
tidak bisa jawab dengan tepat. Yang bisa menjawab hanya orang yang mengetahui
keadaan ibunya waktu lahirnya sendirian, bisa tahu kalau dia lahir diberi tahu
oleh yang melahirkan, jadi dia mengerti setelah dia bisa bicara dan dewasa.
Jadi sebenarnya orang lahir itu tidak tahu apa-apa, jadi kalau dipikir dengan
cermat, orang tidak bisa mengatakan kalau Allah itu tidak ada. Jadi orang dilahirkan
dengan tidak tahu apa-apa sampai tua dan tetap tidak tahu apa-apa yang dinamakan
hidup dan mati itu apa. Orang lahir didunia itu semua sudah ada, jadi tidak
perlu membuat lagi, lalu siapa yang menyediakan?, jawabnya adalah Allah, Sembahan
yang tidak tampak tapi sebetulnya ada. Begitupun para Cendikiawan (ilmuwan)
yang bisa meneliti atom dan zat yang lainnya juga belum bisa menjawab dari mana
asalnya semua adanya atom, Oxygen dan zat-zat hidup itu?, tetap masih meraba
siapa yang membuat.
Karena manusia itu dasarnya lebih sempurna dari makhluk lain, manusia mempunyai
pikiran untuk memikir, bisa berusaha, itu sebabnya masing-masing merasa benar.
Ada golongan mengatakan daya kekuatan itu Allah, ada mengatakan yang menciptakan
kekuatan itu Allah, tetapi Dat-Nya tidak nampak. Selisih pendapat itu dari zaman
ke zaman saling berebut benar. untuk menyelesaikan (menenangkan) itu semua maka
Allah mengutus umatnya untuk memberi penerangan yang benar dan yang salah, dan
umatnya yang disebut Rasul, para Rasul memerintahkan umatnya untuk mengakui
dan meyakini bahwa Allah itu ada.
Karena zaman sekarang pikiran manusia belum berkembang maju, semua ajaran para
Rasul hanya diterima begitu saja, “Allah itu ada” kata bapak dan
ibu, tanpa dicari apa Allah itu, apa zat/data atau sifat dan daya kekuatan Allah.
Karena masih ada yang bingung lalu timbul pikiran bahwa Allah itu hanya kumpulan
bumi, matahari, udara dan air (4 anasir), ada juga yang mengatakan Anasir yang
empat itu adalah sifat-Nya, jadi sampai turun temurun hingga sekarang bisa cuma
percaya dan terima apa adanya. Karena itu memang benar apa kata firman Allah
pada surat Al-Isra ayat 15 seperti diatas, bahwa semua kepercayaan itu tergantung
diri masing-masing dan orang lain tidak turut campur.
*******